GUSDUR, Selamat Jalan Presiden Selamat Jalan Guru Bangsa Selamat Jalan Pahlawan, Selamat Jalan Putra Jombang
GUSDUR, bagi warga Jombang bukan ‘mantan’ Presiden RI ke-4. Tapi Gusdur bagi masyarakat Jombang tetap presiden. Dan inilah, ungkapan hati seorang pembuat kue donat.
Hati kami kuat terpatri hormat. Sangat dalam cinta kami akan nilai keteladanan. Tak dapat diputus dengan ikatan legal-formal protokoler kenegaraan. Ikatan psikis kami tetap kokoh dalam jiwa. Padamu maha guru kami, Gus Dur. Dan bagi jiwa kami, Gusdur tetap presiden rakyat. Namamu akan dikenang sepanjang sejarah. Sebagai presiden rakyat sepanjang massa. Gusdur, senantiasa membuat hati kami dingin dan ikhlas. Guru bangsa ini ketika hati kami galau, guru bangsa ini ketika negeri ini kacau. Sungguh, kini kami kehilangan maha guru itu, apalagi ketika melihat semua persoalan bangsa ini yang tak kunjung selesai.
Ada apa ini? Sebuah firasat. Wajar jika hati kami bertanya. Dan kami pun menjadi sesak nafas. Ada apa ini? Mengapa kedatangan Gusdur ke Jombang beberapa hari lalu beritanya menjadi meledak-ledak. Headline berbagai media massa di Indonesia menulisnya. Tidak seperti biasanya. Media massa beritakan Gusdur melebihi sebelumnya. Ada apa ini? Beberapa hari lalu 24 Desember. Banyak media massa dan media online pun menulis Gusdur dalam dua tajuk berita sekaligus. Gus Dur berziarah ke leluhur dan Gusdur jatuh sakit masuk rumah sakit. Ketika itu, kami pun terus berdoa demi kesembuhan Gusdur. Berharap supaya Gus Dur diberi-NYA sehat kembali. Berharap dapat membuat hati kami tenang. Sambil menanti dan mimpi. Kapankah negeri ini menjadi terang.
Kemarin 30 Desember 2009, Jam 7 malam lebih, ketika saya dalam perjalanan ke Menturo Sumobito, menghadiri undangan Cak Nas di acara Emha Ainun Nadjib (Cak Nun), Pengajian Padhang mBulan se-Nusantara 2009 dan Pertunjukan Gamelan Kyai Kanjeng. Ada pesan singkat dari Bunda Nani Tandjung dari Teater Kail Jakarta. Berita duka Gusdur wafat, Innalillahi. Saya menarik nafas panjang. Karena sebuah pengharapan tak tersampaikan. Suasana hati menjadi galau. Kegembiraan dalam perjalanan menuju Padhang mBulan terusik. Karena guru terbaik bangsa Gus Dur dipanggil Yang Maha Kuasa.
Pun demikian, saya tetap semangat menuju Menturo Sumobito Jombang ke acara Padhang mBulan. Menyampaikan salam dari ibu saya kepada Cak Nun dan Cak Fuad. Karena kebetulan ayah saya, Mukhsin Ahmadi (almarhum, 14 Juli 2009) juga sahabat Pak Fuad, dosen di FPBS IKIP Malang, sekarang menjadi Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Pak Fuad di jurusan sastra Arab, sedangkan Bapak di sastra Indonesia. Tulisan dan pemikiran Bapak, lebih fokus pada kritik sastra. Tak luput juga kritisnya atas karya-karya WS Rendra. Karena semua karya Rendra, Bapak membacanya.
Dalam 2 tahun terakhir, Bapak juga aktif dan focus di komunitas Kyai Kanjeng di Jogja atas undangan Cak Nun. Bapak terakhir bertemu Cak Nun pada bulan Mei 2009, saat mengantar para mahasiswa Sastra Universitas Negeri Malang dalam kegiatan studi lapangan dan pertukaran budaya Melayu dengan mahasiswa dari Malaysia ke CNKK Kyai Kanjeng di Jogja. Yang saat itu juga dihadiri budayawan besar WS Rendra (almarhum, 6 Agustus 2009).
Seorang Mukhsin Ahmadi, ayah saya, sebagai kritikus sastra telah telah berpulang kepada-NYA. Disusul Rendra yang budayawan besar telah berpulang juga kepada-NYA. Terlebih lagi, kini kami kehilangan Gus Dur, sang guru bangsa. GUS DUR. Sungguh, jasamu terlalu besar kepada bangsa ini. Selamat Jalan GUS DUR, Selamat Jalan Presiden, Selamat Jalan Guru Bangsa, Selamat Jalan Pahlawan, Selamat Jalan Putra Terbaik Jombang, Selamat Jalan Tokoh Terbaik Indonesia.
Seorang Mukhsin Ahmadi, ayah saya, sebagai kritikus sastra telah telah berpulang kepada-NYA. Disusul Rendra yang budayawan besar telah berpulang juga kepada-NYA. Terlebih lagi, kini kami kehilangan Gus Dur, sang guru bangsa. GUS DUR. Sungguh, jasamu terlalu besar kepada bangsa ini. Selamat Jalan GUS DUR, Selamat Jalan Presiden, Selamat Jalan Guru Bangsa, Selamat Jalan Pahlawan, Selamat Jalan Putra Terbaik Jombang, Selamat Jalan Tokoh Terbaik Indonesia.
Comments
Post a Comment
DKUDONUTS, Best Quality of Indonesia Donuts