
Berlibur: Sejak kedatangan di kebun teh Wonosari 25 Januari 2009, saya beserta keluarga bermalan di Wisma Rolas kamar 12. Sebuah kamar berada paling ujung pada lantai 2 dengan great-view pemandangan kebun teh. Tidak sendiri, di kamar lain ditempati para sahabat saya. Kami rombongan 9 keluarga yang telah bersahabat lebih dari 7 tahun. Hawa sejuk pegunungan mengingatkan masa kecil saya, saat saya masih tinggal di kampung Karang Besuki, Sukun, Malang. Tak lupa, Donat Kampung Utami kualitas standar sudah saya siapkan khusus untuk rombongan, menjadi suguhan istimewa dalam liburan kali ini.
Profil: Senin 26 Januari 2009, handphone saya nyaris tak bisa berhenti berdering. Telepon dan sms dari para pelanggan / pembaca Tabloid NOVA terus bertubi-tubi menyerang sepanjang hari. Berita Donat Kampoeng Utami di Tabloid NOVA No. 1092/XXI Edisi 26 Januari - 1 Februari 2009, kolom Peristiwa, halaman 42-43, telah menyebar ke pelosok Nusantara. Judul beritanya: "Donat Kampung Masuk Kota, Harga Murah, Rasa Mewah". Berita ahli resep donat premium Indonesia itu berasal dari desa (kampung) di Indonesia, Jombang - Jawa Timur. Hal ini tak lepas dari tulisan Gandhi Wasono M, seorang jurnalis senior Tabloid Nova yang menuturkan dengan bahasa sederhana, apa adanya, lugas, namun agresif.
Masjid Cheng Ho: Jam 12 siang, saya harus menyudahi acara liburan, segera kembali ke Jombang. Mumpung pas Tahun Baru Imlek, sekitar jam 2 siang saya sempatkan singgah di Masjid Muhammad Cheng Ho di Pandaan, Pasuruan. Pembangunan masjid bergaya Cina tersebut kabarnya diprakarsai oleh warga keturunan Thionghoa yang tergabung dalam Pembina Iman Tauhid Islam atau PITI, yang dulu dikenal sebagai Persatuan Islam Thionghoa Indonesia. Masuk area masjid Cheng Ho terasa seperti masuk negeri Tirai Bambu. Bangunan Masjid Cheng Ho ini tampaknya hasil perpaduan gaya arsitek Cina dan gaya arsitek bangunan masjid Arab-Indonesia. Warna merah pun mendominasi bangunan Masjid Cheng Ho layaknya di China. Jadi tak heran apabila banyak pelancong dan musyafir memanfaatkan untuk singgah beribadah di masjid ini.
Tertarik kisah, sejarah, dan filosofi Cheng Ho? Silakan baca buku karya Prof. Kong Yuanzhi, 'Muslim Tionghoa Cheng Ho, Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara', Penyunting: Prof. H.M. Hembing Wijayakusuma, Pengantar: Prof. Ali Yafie, Penerbit: Yayasan Obor Indonesia, 2000. Buku setebal 299 halaman ini juga bisa dibaca online melalui e-book di Buku Google (mudah-mudahan masih bisa diakses). E-book silakan klik disini: Cheng Ho, Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara.
Comments
Post a Comment
DKUDONUTS, Best Quality of Indonesia Donuts