Dari Kedai Ukuran 3x3 Meter Saja

Beberapa waktu lalu, saya di telepon seorang pengusaha dari Jakarta. Bermaksud menawar (membeli) merk Donat Kampoeng Utami. Selain itu, saya juga mendapat tawaran kerjasama (franchise) dari beberapa pengusaha local Indonesia seperti dari Bandung, Semarang, Jogja, Surabaya, Balikpapan, Banda Aceh, Medan, dan Makassar. Tapi, untuk sementara saya menjawab: “Saya masih berfikir untuk mengembangkan usaha ini secara local”. Bulan lalu, Januari 2008, ada teman lama saya, seorang Manager Regional sebuah Mall berskala nasional di Makassar juga menelopn saya. Dia mengatakan pada saya, “Suatu saat brand Donat Kampoeng Utami akan menjadi marketable. Jalan terus dan fokus”.

Brand DKU terilhami dari kegemaran saya menonton acara talkshow di salah satu stasiun televise Indonesia. Bahwa sesuatu yang berkesan kampung (biasanya dipersepsi sebagai “keterbelakangan / marginal / tertinggal”), pun akhirnya dapat menjadi sangat popular. Usaha donat kampung yang saya bangun sejak tahun 2001 ini, awalnya tanpa merk. Dengan kedalaman pikiran dan filosofi saya, maka tahun 2005 adalah momentum brand Donat Kampoeng Utami (DKU) launching. Dalam perjalanannya, di tahun 2007 brand Donat Kampoeng Utami sudah terdaftar resmi di Pemerintah Kabupaten Jombang, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jombang, dan Departemen Kesehatan RI. Atas dasar surat resmi Dinas Kesehatan Jombang-Jawa Timur No.636/35.17/07 tanggal 31 Agustus 2007, maka produk Donat Kampoeng Utami resmi mendapat Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga P.IRT No. 206351701636.

Dan atas dorongan dan dukungan banyak pihak, tahun 2008 ini saya telah berencana mendaftarkan merk Donat Kampoeng Utami (DKU) pada register hak cipta (perlidungan terhadap ekspresi logo dan tulisan) dan hak paten (perlindungan terhadap penjiplakan turunan hasil karya). Dengan terdaftarnya DKU pada Direktorat Jenderal Hak Cipta, Paten, dan Merk, diharapkan hak atas kekayaan intelektual (intellectual property) atas merk DKU bisa terlindungi. Insya Allah, tahun 2008 ini saya juga mendapatkan kesempatan dari Persatuan Pengusaha Makanan dan Minuman (Permamin) Jombang, berupa bantuan teknis pengurusan ijin Sertifikasi Halal Majelis Ulama Indonesia (Halal - MUI).

Setelah berjalan sekian lama, pada awal tahun 2008 saya sebenarnya masih memberikan kesempatan kepada beberapa teman dekat saya dan pengusaha di Jombang. Kemungkinan penjajakan kerjasama untuk membangun potensi DKU di tingkat distrik/kabupaten Jombang saja. Yaitu membangun sebuah DKU food center (gerai donat modern), supaya saya juga dapat terlibat langsung pada fungsi produksi dan pelayanan. Nantinya, kebijakan harga masih disesuaikan dengan masyarakat Jombang. Berkelas, Sehat, Termurah, masih menjadi konsep dasar pelayanan. Selain donat, kopi khas racikan DKU akan melengkapi hidangan donat. Tujuan utamanya adalah untuk mengangkat Jombang, agar Jombang punya kebanggaan khas Jombang.

Tapi dari beberapa teman yang saya tawari, belum ada yang serius untuk kemungkinan mengembangkan DKU ke depan. Justru banyak dari luar daerah Jombang, terutama dari kota-kota besar di Indonesia. Yang telah memberikan lebih dulu penawaran sangat serius kepada saya. Membangun gerai donat di kota-kota besar di Indonesia. Merk Donat Kampoeng Utami sudah menjadi jiwa saya. Akankah DKU akhirnya lepas dari tangan saya?