Acara dimulai jam 09.00 wib, berdurasi satu jam. Dikemas juga dalam session interaktif dengan pendengar. Paparan perjalanan Donat Kampoeng Utami mulai dijajakan di trotoar sampai go international, menjadi topik yang menarik dalam dialog interaktif. Tak kalah menariknya, bahwa sampai kini, Saya telah tawarkan resep saya kepada lebih dari 10.000 investor Indonesia, hasilnya 100% menolak. Namun, kemudian ketika saya tawarkan kepada 200 investor dari luar Indonesia, dan yang ke-200 itulah menerima. Subhanallah, donat kampung yang akhirnya bisa membawa saya diterbangkan ke luar negeri. Selain itu, saya juga akan diundang ke Brunei Darussalam pada akhir tahun 2008 untuk berbisnis berbagai kue-kue tradisional khas Melayu.
Dalam acara tersebut, saya berikan pula simpulan, bagaimana DKU dijalankan. Sederhana, mengikuti arah air mengalir. Karena saya ini sebenarnya bukan seorang genius. Saya pun tidak memiliki konsepsi brilian seperti para pakar, birokrat, dan akademisi yang berkiblat pada referensi buku dan penelitian. Saya cuma pelaku. Berbuat untuk Sesuatu. Just Do It. Saya hanya punya semangat. Dan saya hanya punya kemampuan membakar semangat. Saya pun tak punya cukup capital untuk membesarkan DKU dengan kaki dan tangan saya.
Saya hanya mempropagandakan secara online. Sebuah konsep marketing spiritual yang tidak akan ditemukan dalam berbagai teori ekonomi dunia. Karenanya, Saya sangat berseberangan dengan rakusnya faham kapitalis. Marketing spiritual bertumpuh pada akses vertikal (hubungan pelaku dengan Sang Pencipta), yang diaplikasikan secara horizontal (aplikasi fungsi marketing sosial). Marketing spritual juga sangat berseberangan dengan manusia yang telah mati rasa tanggung jawab sosialnya. Oleh karenanya, saya hanya yakin marketing spiritual saja. Tidak Lebih. Berangkat dari 5 pilar DKU, tahun 2001 Bismillah saya melangkah dengan modal awal Rp 100.000,- saja. Jujur, ikhlas, profesional, silaturrahmi, dan murah hati.
Comments
Post a Comment
DKUDONUTS, Best Quality of Indonesia Donuts