Sebulan di Malaysia: Puasa Ramadhan di Johor Bahru, Idul Fitri di Penang, Jalan-Jalan di Bukit Bintang - Sunway Pyramid - Taiping - George Town - Kedah
September 2010: Hampir sebulan, saya bersama keluarga puasa ramadhan dan idul fitri di negeri Jiran, Malaysia.
Terbang bersama AirAsia, kami berangkat tanggal 4 September dan jadwal pulang ke Indonesia hari ini, 23 September 2010. Dalam rangka mengisi liburan sekolah anak-anak, sekalian menyusun rencana bisnis jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang di negeri seberang.
Terbang bersama AirAsia, kami berangkat tanggal 4 September dan jadwal pulang ke Indonesia hari ini, 23 September 2010. Dalam rangka mengisi liburan sekolah anak-anak, sekalian menyusun rencana bisnis jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang di negeri seberang.
Berangkat dari Surabaya, kami tiba pukul 15:30 waktu Malaysia di bandara LCCT di Kuala Lumpur bersama pesawat AA penerbangan QZ 7613. Dari LCCT kami naik bis menuju KL Center. Kemudian naik monorail menuju terminal Bukit Bintang di Kuala Lumpur. Dari terminal kami jalan kaki menyusuri Bintang Walk mencari penginapan. Akhirnya kami memilih bermalam di Hotel Sungai Wang. Receptionist ramah, hotel nya bersih, dan nyaman. Untuk tarif RM 105 per malam terdapat fasilitas bed besar plus extra bed, kamar mandi air panas-dingin, ac, tv, dan kulkas. Satu hari tak cukup stay di kawasan ini, kami memilih menginap 2 malam di Hotel Sungei Wang.
Kawasan Bukit Bintang dilalui tiga jalan utama: Jalan Bukit Bintang bermula dari Jalan Pudu dan bersimpangan dengan Jalan Sultan Ismail. Terdapat banyak hotel dan restoran yang terletak di Jalan Raja Chulan dan Jalan Tengkat Tong Shin. Tempat makan yang besar terdapat di Jalan Alor berdekatan Bukit Bintang. Kawasan ini berhubungan dengan Jalan Tengkat Tong Shin. Banyak club malam dan restoran di mana pelancong dan penduduk setempat bergaul membentuk suasana ramai dan gemerlapan. Banyak kedai-kedai makanan tidak halal di sini yang dipadati turis-turis terutama dari Australia-Eropa-Amerika. Tapi bagi yang muslim, terdapat juga restoran muslim berlabel Halal. Jadi memang Bukit Bintang ini merupakan kawasan sentralnya turis-turis asing.
Bukit Bintang adalah salah satu kawasan shopping utama di Kuala Lumpur, menawarkan berbagai jenis barang. Pusat perbelanjaan utama di sini adalah:
* Plaza Bukit Bintang* Plaza Imbi
* Plaza Kuala Lumpur
* Lot 10
* Plaza Low Yat
* StarHill Gallery
* Plaza Sungai Wang
* The Pavillion
Bintang Walk terletak di sepanjang Jalan Bukit Bintang. Kawasan ini dibangun sejak sekitar 5 tahun lalu, menjadikannya sebagai salah satu tumpuan pelancong dan penduduk setempat. Kawasan shopping tersibuk di Kuala Lumpur. TInggal pilih mau ke kafe, restoran, club, kedai, mall dan lain-lain. Pada akhir pekan, beribu-ribu orang melalui jalan Bukit Bintang, dengan jalan kaki di kawasan Bintang Walk. Hampir selalu ada acara tiap malam diadakan di sini, serta pertunjukan fesyen, konsert dan acara jalanan.
Perjalanan ke Johor
Tanggal 7 September 2010, kami melanjutkan perjalanan ke Johor, menuju kediaman Datin Mak Jah, Beliau merupakan guru saya, sekaligus seperti ibu saya, dan sahabat saya. Perjalanan darat sekitar 5 jam menggunakan bis express dari LCCT ke Johor. Sampai di Johor menjelang maghrib, dan kami diajak Mak Jah berbuka puasa di Restoran Masakan Jawa di Johor. Esok hari kami jalan-jalan melihat kebun buah naga milik Mak Jah. Studi banding dan mengunjungi beberapa bisnis Mak Jah, diantaranya perusahaan frozen food, dan juga restoran / kafe yang berada di lingkungan Universiti Teknologi Malaysia (UiTM) di Johor.
Hari yang menyenangkan, hari kedua kami juga bertemu dengan Kak Darwin, putri Mak Jah yang meneruskan bisnis frozen food milik Mak Jah. Kami bersama-sama juga mengunjungi home industry kue kering dan pabrik minuman berkarbonasi milik kerabat Mak Jah. Banyak kisah dan pelajaran penting yang saya peroleh dari Mak Jah. Beliau banyak memberi motivasi saya untuk terus menekuni dan memajukan bisnis donat yang sudah saya bangun di Indonesia.
Hari sudah petang. Datin Mak Jah memperkenalkan kami dengan Datuk. Kami diajak buka puasa di sebuah Restoran Melayu di Johor. Hidangan restoran masakan melayu dengan konsep prasmanan terbuka. Sekitar 200 pengunjung memadati restoran tersebut menikmati masakan laut. Nikmat dan serba pedas yang merupakan kesukaan Dynta. Sedangkan Alfath memilih ayam goreng saja. Selepas buka puasa, kami melihat Singapura dari tepi pantai Johor. Berenang dari pantai Johor mungkin tak sampai 10 menit sudah sampai Singapore. Hm, takjub, karena saya berkesempatan melihat Singgapur, negara kecil tapi super kaya di Asia Tenggara.
Sampai di kediaman Datuk, kami bersantai di gazebo rumah bersama Datuk dan Datin. Dan alhamdulillah, Datuk menawari saya sebuah mega proyek untuk mengembangkan Donat Kampoeng Utami di kota-kota besar di Indonesia. Sedangkan Datin mendorong saya untuk mengembangkan frozen food di Indonesia.
Pukul 4 dini hari waktu Johor, kami bersantap makan sahur besama Datuk dan Datin. Mak Jah memasak menu spesial buat kami, eseng-eseng kailan dan brokoli, serta ayam goreng kesukaan Alfath. Ada juga makanan sandingan yaitu ketan-durian. Di sela-sela makan sahur, Datuk dan Datin terus memberikan motivasi dan semangat kepada saya untuk membesarkan bisnis gerai donat premium dan frozen food di Indonesia. Selepas makan sahur, kami sekalian mohon pamit kepada Datuk untuk melanjutkan perjalanan ke Penang. Setelah sholat Subuh, kami diantar Datin menuju terminal bus untuk meneruskan perjalanan kami ke Penang.
Perjalanan ke Penang
Melalui perjalanan darat menggunakan bis express, Johor-Penang ditempuh dalam 10 jam. Semua jalan antar negara bagian di Malaysia adalah high-way alias jalan tol. Hm, sangat beda dengan di Indonesia, yang ingin membangun trans-Jawa saja sudah bertahun-tahun nggak sampai-sampai terealisasi alias mangkrak. Kapan ya Indonesia-ku maju. Di sepanjang highway Johor-Penang (kiri-kanan) banyak terlihat jutaan tanaman kelapa sawit. Saya melihat juga, pembangunan infrastruktur juga tumbuh dengan baik.
Seharusnya kami turun terminal Butterworth, tapi kebablasan sampai terminal Kulim. Hehe, nggak apa-apa tapi akhirnya sampai juga ke Bukit Mertajam, Pulau Pinang.
{bersambung - under development}.
Perjalanan ke Johor
Tanggal 7 September 2010, kami melanjutkan perjalanan ke Johor, menuju kediaman Datin Mak Jah, Beliau merupakan guru saya, sekaligus seperti ibu saya, dan sahabat saya. Perjalanan darat sekitar 5 jam menggunakan bis express dari LCCT ke Johor. Sampai di Johor menjelang maghrib, dan kami diajak Mak Jah berbuka puasa di Restoran Masakan Jawa di Johor. Esok hari kami jalan-jalan melihat kebun buah naga milik Mak Jah. Studi banding dan mengunjungi beberapa bisnis Mak Jah, diantaranya perusahaan frozen food, dan juga restoran / kafe yang berada di lingkungan Universiti Teknologi Malaysia (UiTM) di Johor.
Hari yang menyenangkan, hari kedua kami juga bertemu dengan Kak Darwin, putri Mak Jah yang meneruskan bisnis frozen food milik Mak Jah. Kami bersama-sama juga mengunjungi home industry kue kering dan pabrik minuman berkarbonasi milik kerabat Mak Jah. Banyak kisah dan pelajaran penting yang saya peroleh dari Mak Jah. Beliau banyak memberi motivasi saya untuk terus menekuni dan memajukan bisnis donat yang sudah saya bangun di Indonesia.
Hari sudah petang. Datin Mak Jah memperkenalkan kami dengan Datuk. Kami diajak buka puasa di sebuah Restoran Melayu di Johor. Hidangan restoran masakan melayu dengan konsep prasmanan terbuka. Sekitar 200 pengunjung memadati restoran tersebut menikmati masakan laut. Nikmat dan serba pedas yang merupakan kesukaan Dynta. Sedangkan Alfath memilih ayam goreng saja. Selepas buka puasa, kami melihat Singapura dari tepi pantai Johor. Berenang dari pantai Johor mungkin tak sampai 10 menit sudah sampai Singapore. Hm, takjub, karena saya berkesempatan melihat Singgapur, negara kecil tapi super kaya di Asia Tenggara.
Sampai di kediaman Datuk, kami bersantai di gazebo rumah bersama Datuk dan Datin. Dan alhamdulillah, Datuk menawari saya sebuah mega proyek untuk mengembangkan Donat Kampoeng Utami di kota-kota besar di Indonesia. Sedangkan Datin mendorong saya untuk mengembangkan frozen food di Indonesia.
Pukul 4 dini hari waktu Johor, kami bersantap makan sahur besama Datuk dan Datin. Mak Jah memasak menu spesial buat kami, eseng-eseng kailan dan brokoli, serta ayam goreng kesukaan Alfath. Ada juga makanan sandingan yaitu ketan-durian. Di sela-sela makan sahur, Datuk dan Datin terus memberikan motivasi dan semangat kepada saya untuk membesarkan bisnis gerai donat premium dan frozen food di Indonesia. Selepas makan sahur, kami sekalian mohon pamit kepada Datuk untuk melanjutkan perjalanan ke Penang. Setelah sholat Subuh, kami diantar Datin menuju terminal bus untuk meneruskan perjalanan kami ke Penang.
Perjalanan ke Penang
Melalui perjalanan darat menggunakan bis express, Johor-Penang ditempuh dalam 10 jam. Semua jalan antar negara bagian di Malaysia adalah high-way alias jalan tol. Hm, sangat beda dengan di Indonesia, yang ingin membangun trans-Jawa saja sudah bertahun-tahun nggak sampai-sampai terealisasi alias mangkrak. Kapan ya Indonesia-ku maju. Di sepanjang highway Johor-Penang (kiri-kanan) banyak terlihat jutaan tanaman kelapa sawit. Saya melihat juga, pembangunan infrastruktur juga tumbuh dengan baik.
Seharusnya kami turun terminal Butterworth, tapi kebablasan sampai terminal Kulim. Hehe, nggak apa-apa tapi akhirnya sampai juga ke Bukit Mertajam, Pulau Pinang.
Comments
Post a Comment
DKUDONUTS, Best Quality of Indonesia Donuts