
Sudah lebih dari 7 tahun saya focus dan menekuni dough untuk melayani orang-orang. Setiap kali saya mencampurkan adonan donat, saya berdoa. Saya ndleming, berharap kepada Sang Maha Pencipta, Penguasa Jagad Raya. Mudah-mudahan donat kampong buatan saya selalu dapat memuaskan banyak orang yang datang ke kedai saya. Tidak lebih, saya berharap. Dan mudah-mudahan para pelanggan saya mendapat kesehatan dan rejeki yang melimpah. Banyak teman-teman dan para sahabat saya bertanya, “Kapan untungnya kalau harga donat secantik ini cuma Rp 500?” atau dengan nada lain, “Apakah masih tetap Rp 500?” atau dengan pertanyaan ini, “Apakah selama 5 tahun terakhir, harga donat juga tetap Rp 500? It is crazy !” Saya hanya tersenyum bahagia. Dan saya mengatakan, “Saya akan tetap melayani dengan pecahan Rp 500”.
Sebelumnya tidak terlintas di fikiran dan kalbu saya, bahwa saya akhirnya bisa terbang ke luar negeri. Foto di atas diambil sesaat setelah tiba di bandara KL-LCCT, 17 April 2008, jam 16.00. Tak lama kemudian, saya meninggalkan bandara LCCT. Saya ini orang kampung, penjual donat Rp 500,- tentu-lah tidak pernah terlintas naik kendaraan super cepat. Apalagi naik pesawat, saya dalam perjalanan terus berdoa karena takut jatuh. Di Indonesia, saya sebatas bisa menikmati mobil angkutan umum, bis umum, dan sepeda motor.
Banyak terdapat perbukitan. Diantara bukit-bukit ditanam jutaan kelapa sawit. Diantara bukit itu terbelah menjadi jalan raya yang elok, lurus, tidak berbelok- belok, dan tidak naik- turun. Tidak seperti jalan raya Jombang-Malang, East Java yang berbelok- belok dan naik turun yang bisa membuat kita mabuk. Jalan yang kami lalui menuju tempat tujuan itu sepertinya belum ada di Indonesia.
Saya mampir makan di restoran nasi kandar di pesisir sungai Kinta, Ipoh. Restoran tersebut seperti istana dikelilingi taman bunga bergaya bangunan ukir Muslim-India. Jam 9 malam, kami baru-lah sampai di hotel. Perjalanan panjang, tapi kami tidak merasa letih. Kami rehat sebentar, kemudian bersantap makan malam di restoran nasi kandar.
Dalam rangka membuat donat, saya juga tidak pernah mimpi menjadi trainer . Sungguh, ini suatu tantangan yang luar biasa dalam hidup saya. Kali ini sudah bukan lagi urusan donat kampung. Harga super premium yang setara dengan duapuluh kali lipat dari harga donat kampung buatan saya. Subhanallah, sungguh luar biasa. Saya tak mampu membayangkan. Ketika satu donat yang akan saya buat , ternyata setara dengan konversi lima bungkus nasi pecel di daerah saya. Ini merupakan standar pricing yang tentu belum bisa terjangkau oleh pelanggan saya di kampung, di Jombang, Jawa Timur.

Saya menyampaikan terima kasih kepada para pelanggan, dan para sahabat saya, atas dukungannya. Saya juga mohon maaf karena banyak pesanan donat yang tidak bisa terlayani selama saya di luar negeri. Namun hari Senin, 21 April 2008, Insya Allah saya dengan sepenuh hati akan datang ke Indonesia, dan melayani donat kampong lagi. Mohon doa dan dukungannya, mudah-mudahan kegiatan saya memberikan manfaat menuju kesempurnaan rasa dan pelayanan kepada masyarakat di Jombang, Jawa Timur. (Ditulis di B.worth).
Silakan Baca Juga :
Comments
Post a Comment
DKUDONUTS, Best Quality of Indonesia Donuts